Archive for Desember 2016
Perilaku Organisasi
1.
Jelaskan tentang hakikat manusia !
2.
Jelaskan tipe-tipe perilaku organisasi !
3.
Jelaskan mengapa sikap dan perilaku
tiap-tiap individu berbeda !
4.
Sebutkan faktor-faktor yang memengaruhi
manusia !
5.
Jelaskan hubungan antara manusia dengan
organisasi !
6.
Jelaskan pengertian perilaku oganisasi !
7.
Perbedaan perilaku individu yang
ditandai oleh beberapa variabel sebutkan dan jelaskan !
8.
Jelaskan hakikat organisasi !
9.
Jelaskan unsur-unsur pokok organisasi !
10.
Jelaskan pendekatan yang dilakukan dalam
mempelajari perilaku organisasi !
11.
Jelaskan perbedaan individu !
12.
Jelaskan perilaku individu dalam
organisasi !
13.
Jelaskan dan sebutkan unsur-unsur
kepribadian !
14.
Jelaskan organisasi sebagai kepentingan
bersama dan apa bedanya organisasi sebagai system sosial !
15.
Jelaskan pengertian kelompok dalam
organisasi !
16.
Jelaskan mengapa individu membentuk
kelompok !
17.
Jelaskan perilaku kelompok dalam
organisasi !
18.
Sebutkan paradigma organisasi mekanik
yang banyak diterapkan di lembaga pemerinytahan serta ciri-cirinya !
19.
Jelaskan perilaku organisasi !
20.
Jelaskan
pengertian konflik !
21.
Jelaskan pandangan tentang konflik !
22.
Jelaskan jenis konflik !
23.
Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis
konflik menurut Idra Wijaya dan bagaimana konflik positif menurut Suprihanto !
24.
Jelaskan mengapa konflik bisa terjadi
dalam organisasi !
25.
Jelaskan apa saja akibat konflik !
26.
Jelaskan bagaimana mengelola konflik !
27.
Jelaskan pengertian setres !
28.
Jelaskan sumber-sumber potensi setres !
29.
Jelaskan gejala-gejala setres !
30.
Jelaskan pengelola setres !
31.
Jelaskan setres yang mempunyai dampak
positif dan negative terhadap prestasi kerja !
32.
Buat makalah tentang pengelola setres !
33.
Jelaskan pengertian budaya organisasi !
34.
Jelaskan fungsi budaya organisasi !
35.
Jelaskan tipe budaya organisasi !
36.
Jelaskan karakteristik budaya organisasi
!
37.
Jelaskan penciptaan budaya organisasi !
38.
Sebutkan contoh-contoh budaya organisasi
!
39.
Jelaskan tujuan dan manfaat organisasi
dan bagaimana cara membangun organisasi yang baik !
40.
Jelaskan tentang pengertian motivasi !
41.
Jelaskan
tentang teori motivasi?
42.
Jelaskan
tentang peran motivasi terhadap peningkatan kinerja organisasi?
43.
Jelaskan
pengertian tentang kepemimpinan?
44.
Jelaskan fungsi
dan gaya kepemimpinan?
45.
Jelaskan peran kepemimpinan !
46.
Jelaskan ketrampilan manajerial !
47.
Jelaskan mengapa pemimpin harus memiliki
ketrampilan manajerial
48.
Jelaskan gaya kepemimpinan yang positif
dan negative !
49.
Jelaskan kepemimpinan menurut ki hajar
dewantara !
50.
Sebutkan
kesulitan memimpin organisasi masa (demo atau aksi) dengan organisasi sosial !
bagaimana solusinya jika terjadi perbedaan perilaku antar keduanya !
Jawaban !
1.
Manusia merupakan mahkluk individual
yang ditandai oleh berbagai faktor seperti latar belakang sosial, filsafat
hidup, proses pembentukkan kepribadian, kemampuan dalam hal fisik maupun
intelektual, sistem yang dianut, karakteristik kepribadian, serta persepsi tentang
makna hidup dan kehidupan.
2.
a. Termotivasi, tercermin dalam gairah
untuk beraktivitas didalam keluarga, masyarakat, dan organisasi serta mengatur
dirinya sendiri tentang apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak perlu
dilakukan.
b. Tidak termotivasi,
tidak adanya gairah untuk beraktivitas baik dalam keluarga atau lingkungannya
bahkan tidak tahu akan apa yang akan dikerjakan.
3.
Karena pada hakikatnya manusia memiliki
keanekaragaman sikap dan perilaku, untuk dapat memahami dan mengenal hakikat
manusia dengan strategi terbaik untuk mengelola manusia didalam organisasi apa
pun.
4.
a. Internal, hubungan komunikasi,
pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan, produktivitas atau kinerja,
kepuasan, pembinaan dan pengembangan organisasi, dan sebagianya.
b.
eksternal, faktor ekonomi, politik, sosial, perkembangan teknologi,
kependudukan dan sebagainya.
5.
Manusia hidup pada hakikatnya berperan
sebagai insan politik, insan ekonomi, insan sosial dan sebagai individu dengan
jati diri yang khas. Semakin tinggi pemdidikan dan ketrampilannya maka akan
semakin mudah memuaskan kebutuhannya. Sebagai akibatnya banyak terjadi adu
kekuatan dalam organisasi.
6.
Perilaku organisasi adalah bidang studi
yang menyelidiki pengaruh yang dimiliki oleh individu, kelompok dan struktur
terhadap perilaku dalam organisasi yang bertujuan meningkatkan keefektifan
suatu organisasi.
7.
a.
Variabel fisiologis = fisik
b.
Variabel psikologis = persepsi, kepribadian, sikap, belajar, dan motivasi
c.
Variabel lingkungan = lingkungan alam sekitar , keluarga, kebudayaan, kelas
sosial, kelompok dan lingkungan kerja.
8.
a. Organisasi sebagai sistem, jika salah
satu subsistemnya berubah, akan mengubah sistem itu secara keseluruhan.
b.
Organisasi sebagai kepentingan bersama,
suatu organisasi sebagai wadah kegiatan untuk kepentingan bersama
c. Perjanjian psikologis dan ekonomi,
pimpinan atau majikan mempunyai harapan, jika harapan tersebut terpenuhi maka
pegawai akan dipertahankan dan kemungkinan akan dilanjutkan dengan promosi.
9.
a. Orang, sebagai pelaku organisasi
yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama
b.
Struktur, organisasi berjalan dengan pembagian tugas dan wewenang yang
terstruktur yang dituangkan dalam struktur organisasi
c. Teknologi, kemajuan teknologi yang
semakin canggih telah diamnfaat oleh berbagai organisasi untuk beraktivitas
d.
Lingkungan, dapat menjadi perangsang atau pemasok untuk proses
transformasi sosial
10. a. Pendekatan antar disiplin ilmu, kontribusi
berbagai bidang atau disiplin ilmu terhadap perilaku menunjukkan bahw studi
perilaku merupakan ilmu pengetahuan terapan yang antar disiplin
b. Pendekatan sumber daya manusia, untuk
anggota organisasi dapat berprestasi lebih baik menjadi orang lebih
bertanggungjawab dan kemudian berusaha menciptakan suasana tempat mereka dapat
menyumbang sampai pada atas kemampuan yang mereka miliki
c. Pendekatan
kontingensi, bahwa adanya lingkungan yang berbeda menghendaki praktek perilaku
yang berbeda pula untuk mncapai keefektifan
d.
Pendekatan produktivitas, sebagai ukuran seberapa efesien suatu organisasi
dapat menghasilkan keluarga yang di inginkan
e. Pendekatan sistem, seperangkat hubungan
manusia yang rumit berinteraksi dalam banyak cara.
11.
Perbedaan individu menurut Pangewa
dibedakan menjadi 3 Variabel:
a. Variabel fisiologis yang berupa kemampuan fisik,
dimana kemampuan individu berdasarkan kondisi fisiknya, seperti kuat, lemah,
sehat, sakit, dan sebagainya.
b. Variabel
psikologis yang meliputi persepsi, kepribadian, sikap, belajar dan motivasi.
Dimana menurut Robbins, kemampuan fisik (physical abilities) bermakana
penting bagi keberhasilan pekerjaan yang kurang membutuhkan keterampilan nammun
lebih menuntut stamina seseorang.
c. Variabel
lingkungan, meliputi lingkungan alam sekitar, keluarga, masyarakat, kebudayaan,
kelas sosial, kelompok dan lingkugan kerja.
12.
Perilaku individu dalam organisasi bisa
dikatakan bahwa perilaku organisasi sama
dengan perilaku individu, karena perilaku individu mempengruhi perilaku
organisasi. Menurut Pangewa tingkah laku
individu dipengaruhi oleh persepsi, sikap, nilai- nilai dan motivasi.
13.
Unsur-unsur kepribadian ada 3, yaitu
pengetahuan, perasaan dan dorongan naluri.
·
Pengetahuan merupakan unsur-unsur yang
mengisi akal dan alam jiwa seseorang manusia yang sadar, dan secara nyata
tersimpan dalam otaknya.
·
Perasaan yaitu suatu keadaan dalam
kesadaran manusia yang karena pengetahuannya dinilai sebagai kedaan yang
positif atau negatif.
·
Sedangakan dorongan naluri merupakan
suatu kemauan. Dimana menurut para ahli psikologi dorongan naluri ada7 macam,
diataranya dorongan untuk mempertaankan hidup,seksual, mencari makan, bergaul
dan berinteraksi, meniru tingkah laku sesame, berbakti, serta keindahan bentuk,
warna dan gerak.
14.
Organisasi sebagai kepentingan bersama
dan organisasi sebagai sistem sosial
Organisasi sebagai
kepentingan bersama berari organisasi sebagai wadah kegiatan untuk kepentingan
bersama dimana kepentingan dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan bersama secara efektif dan
efisien. Sedangkan organisasi sebagai sistem sosial dimana sebuah system
dikatakan dalam keseimbangan sosial apabila terdapat suatu dinamika yang
menyeimbangkan semua bagiannya yang saling bergantung dan memberikan perubahan.
15.
Pengertian kelompok dalam organisasi
Kelompok merupakan satu
kesatuan sosial yang terdiri dari dua atau lebih individu yang telah mengadakan
interaksi sosial yng cukup intensif dan teratur sehingga di antara individu
sudah ada pembagian tugas, struktur, norma-norma tertentu yang khas bagi
kesatuan sosial tersebut.
16.
Individu membentuk kelompok mempunyai
beberapa alasan yaitu seperti menginginkan rasa aman, ingin di hargai, untuk
memenuhi kebutuhannya (afiliasi), sebagai kekuatan dan pencapaian tujuan,
17.
Perilaku kelompok dalam organisasi
merupakan dua individu atau lebih yang berinteraksi satu sama lain, salingt
bergantung dan bergabung untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
18.
Paradigma organisasi mekanik yang banyak
diterapkan di lembaga pemerintahan serta ciri-cirinya.
Organisasi
sebagai suatu mesin yang bekerja dengan suatu aturan dan keajegan. Tujuan
organisasi dapat dicapai secara efektif dan efisien dengan mekanisme pembagian
kerja, spesialisasi, dan hubungan kerja yang hierarkies. Ciri cirinya yaitu :
·
Pembagian
kerja rendah.
·
Kesadaran
kolektif kuat.
·
Hukum
represif dominan.
·
Masyarakat
/ kesatuan kolektif yang bertindak menghukum orang yang bersalah.
·
Individualitas
rendah.
·
Saling
ketergantungan rendah
·
Bersifat
tradisional / pedesaan
19.
Perilaku organisasi merupakan gabungan
antara perilaku kumulatif perilaku individu, dimana perilaku organisasi mencakup
semua aspek yang berhubungan dengan tingkah laku manusia yang tergabung dalam
organisasi.
20.
Pengertian konflik
Menurut Kasim, konflik
merupakan suatu ketidaksepakatan, kontradiksi, kompetisi atau ketidakcocokan.
Jadi konflik merupakan suatu ketidak sepakatan atau ketidakcocokan dalam suatu
organisasi dan sebagainya.
21.
konfilik ini sebenarnya merupakan
fenomena yang tak terhindari dari kehidupan seseorang ataupun kelompok, sepertihalnaya dalam
kegiatan sehari-hari seorang dengan orang lain pastinya berkomunikasi dan
berinteraksi satu sama lain. Karena itu terjadilah benturan-bentura kebutuhan
individu, kesalah fahaman antar individu dan itula yang menjadikan setiap
individu atau kelompok memiliki konfilk, tentunya karena berbedanya argumen
atau pola fikir yang tidak sama dan sesuai. Dan pandangan konfik sendiri
memiliki 3 pandangan:
a) pandangan
tradisional adalah pandangan yg lebih awal dan lebih tua. konflik ini sesuatu
yg jeek danberbahaya, tidak ada keuntungan sedikitpun dari timpulnya konflik
bahkan sebaliknya konflik ini menimbulkan kecurigaan dlm organisasi. Konflik
ini haruslah sedapat mungkin dicegah dan dihindari. Yaitu dg cara mencari
sumber konflik dan kemudian memecahkannya sehingga situasi kembali normal.
b) pandangan
tingkah laku adalah konflik ini menjadi sesuatu yang lumrah sering terjadi dan
bersifat alamiah.
c) pandangan
interaksi adalah konflik yg terjadi di dalam organisasi tidak mungkin terhindar
dan bahkan justru mutlak perlu.
22.
jenis konfilk ada tiga yaitu:
a) konflik
individu adalah konflik yg dihadapi oleh seseorang yang kemungkinan pada
dirinya sendiri atau individu memiliki konflik.
b) konflik
kelompok adalah konflik yang terjadi antar kelompok disebabkan ketidak sesuaian
antar kelompok.
c) konflik
organisasi adalah karena ketidak sesuain unit-unit organisasi, bisa saja
terjadi karena konflik indifidu atau kelompok yang melibatkan organisasi.
23.
Jenis-jenis konflik menurut indrawijaya
:
a)
Konflik individu : konflik yang dihadapi
oleh seseorang yang kemunginan pada drinya sendir atau antar individu
b)
Konflik kelompok : konflik yang terjadi
antar kelompok, disebabkan ketidak sesuaian antarkelompok
c)
Konflik organisasi : karena
ketidaksesuaian unit-unit organisasi.
konflik
yg positif atau yg bermanfaat menurut Suprihanto: meningkatnya kreatifitas dan
inovasi. Meningkatnya anggota organisasi untuk bekerja lebih baik. Meningkatkan
kesatupaduan kelompok dalam berproduksi. Menurunya perbedaan individu,
khususnya pada konflik kelompok karena seluruh anggota lebih mementingkan
kelompok dari pada kepentingan individu.
24. konflik dalam organisasi terjadi karena
ketidak sepaduan unit-unit organisasi yang berasal dari konflik antar individu
ataupun kelompok yang melibatkan organisasi. Hal ini terjadi juga dikarenakan
berbedanya pola pandang atau gaya fikir untuk mencapai tujuan dalam organisasi.
25.
akibat konflik itu ada dua yaitu akibat
negatif dan akibat positif. Konflik yang berakibat negatif adalah konflik yang disebut
disfungsional atau konflik yang menghambat tercapainya tujuan. Dan konflik
positif adalah konflik konflik yang bermanfaat atau bisa dimanfaatkan seperti
meningkatkan kreatifitas dan inovasi.
26. mengelola konflik itu ada 4 strategi yaitu:
a)
strategi penghindaran pada umumnya tidak
dihadapi atau sengaja tidak diselesaikan dan sengaja dibiarkan tetap ada dalam
kondisi yang terkendali.
b)
mengabaikan konflik yaitu apabila
konflik yang terjadi tidak begitu berat dan tidak berbahaya, pimpinan
mengabaikanya dan seakan-akan tidak terjadi konflik.
c)
pemisahan secara fisik jika antar
kelompok berkonflik maka fisik harus dipisahkan sehingga agresi secara terbuka
dapat dikurangi.
d)
strategi intervensi kekuasaan
kelompok-kelompok yang tidak dapat menyelesaikan konflik mereka maka gunakan
kekuasaan, seperti hirarki tertinggi yang memutuskan menyelesaikan konflik.
27. pengertian
stres hakikatnya merupakam suatu kondisi dinamis ketika individu dihadapkan
pada peluang, tuntutan, keinginan yang tidak pasti dan penting.
28. sumber-sumber
potensi stres antaralain:
1.
lingkungan: ketidak pastian ekonomi, politik, teknologi.
2.
organisasional: tuntutan tugas, peran dan tuntutan antarpersonal.
3.
persoalan: persoalan keluarga, ekonomi dan kepribadian.
29. a. gejala fisik, mencakup : napas memburu,
mulut dan kerongkongan kering, tangan lembap, merasa panas, otot-otot tegang,
gangguan pencernaan, mencret-mencret, sembelit, letih tak beralasan, sakit
kepala, salah urat.
b. gejala-gejala dalam wujud perilaku,
mencakup : berbagai macam kesulitan, perasaan
kehilangan, dan peilaku ditempat kerja.
30. pengelolaan setres dapat dilakukan dengan dua
pendekatan. 1. Pendekatan individu (individual) meliputi : penerapan teknik
manajemen waktu, penambahan waktu olahraga, pelatihan relaksasi, dan perluaa
jaringan dukungan sosial.
31. Stres yang berdampak positif (fungsional)
seperti meningkatkan daya dorong atau semangat untuk nekerja, menambah motivasi
diri sendiri, atau mendapat inspirasi untuk lebih baik. Stress yang berdampak negative
(disfungsional), merusak dan potensial berbahaya.
a) Akibat
subjektif (subjective effects) : kegelisahan , kekecewaan, agresi, kelesuan,
kebosanan, kemuraman (depresi), kelelahan, kekecewaa (frustasi), kehilangan
kesabaran, harga diri yang rendah, kegelisahan, perasaan terpencil,
b) Akibat
perilaku (behavioral efeecets) : mudah terkena kecelakaan, penyalahgunaan
emosi, makan yang berlebihan, minum atau merokok yang berlebihan,berperilaku
yang implusif, tertawa gelisah.
c) Akibat
kognitif (cognitive effects) : tidak mampu mengambil keputusan yang sehat.
Kurang berkonsentrasi, tidak mampu memusatkan perhatian yang lama, sangat peka
terhadap kecaman, dan rintangan mental.
d) Akibat
fisiologis (physiological effects) : tingkat gula darah meningkat, denyut
jantung atau tekanan darah naik, mulut kering, berkeringat, biji mata membesar,
sebentar-sebentar panas dingin.
e) Akibat
keorganisasian (organizational effects) : kemangkiran meningkat, produktivitas
rendah, mengasingkan diri dari teman sekerja, ketidakpuasan kerja, menurunnya
keterikatan dan loyalitas terhadap organisasi.
32. Pengelola setres dapat dilakukan
dengan dua pendekatan : a. pendekatan individu (individual) meliputi :
penerapan teknik manajemen waktu, penambahan waktu olahraga, pelatihan
relaksasi, dan perluasan jaringan dukungan sosial. Bagi individu penting
dilakukan penanggulangan stress Karena dapat memengaruhi kehidupan, kesehatan,
produktivitas dan penghasilan. b. pendekatan organisasi (organisasional)
meliputi : seleksi personal dan penempatan kerja, pelatihan, penetapan tujuan
yang realistis, pendesainan ulang pekerjaan, meningkatkan keterlibatan individu
dalam pengambilan keputusan perbaikan hubungan dalam komunikasi oranisasi,
penawara cuti panjang, dan program-program kesejahteraan.
33. Budaya organisasi adalah suatu karakteristik
yang dijunjung tinggi oleh organisasi dan menjadi panutan organisasi yang
membedakan suatu organsisasi yang lain.
34. Menurut Kreiner, fungsi budaya
organisasi adalah :
a) Memberikan
identitas organisasi kepada karyawannya : memberikan penghargaan
b) Memudahkan
komitmen kolektif : meningkatkan karier
c) Mempromosikan
stabilitas system sosial.
35. Tujuan dari sebuah organisasi
sangat mempengaruhi kinerja dari organisasi itu sendiri maupun untuk mencari
massa atau anggota baru dalam pengembangan sebuah organisasi dan untuk menjaga
kaderisasi anggota. Kaderisasi bertujuan untuk menjaga sebuah organisasi tetap
bisa bertahan dan eksis dalam jangka waktu yang panjang.
Manfaat
organisasi :
1.
Tercapainya sebuah tujuan : Organisasi dibentuk dari tujuan-tujuan bersama yang
berkaitan, maka pencapaian tujuan yang dilakukan oleh orang banyak atau dalam
artian anggota sebuah kelompok lebih berpeluang untuk mencapai tujuan yang
lebih maksimal dan efektif.
2. Melatih mental bicara di publik : mental berbicara didepan umum tidak setiap orang bisa peroleh dengan mudah, harus dengan pelatihan lama dan berkala. Sebuah organisasi, kelompok belajar, atau kelompok studi ilmiah bagi para mahasiswa adalah sebuah wadah yang tepat untuk pengembangan public speaking.
2. Melatih mental bicara di publik : mental berbicara didepan umum tidak setiap orang bisa peroleh dengan mudah, harus dengan pelatihan lama dan berkala. Sebuah organisasi, kelompok belajar, atau kelompok studi ilmiah bagi para mahasiswa adalah sebuah wadah yang tepat untuk pengembangan public speaking.
3.
Mudah memecahkan masalah : karena dalam sebuah organisasi permasalahan adalah
hal yang sangat sering terjadi, entah karena perbedaan pendapat atau
permasalahan dalam segi fiskal sebuah kelompok. Pemecahan dari setiap permasalahan
yang ada mengajarkan bagaimana harus bersikap dan menyikapi permasalahan yang
ada dalam kehidupan masyarakat yang lebih kompleks dan majemuk.
36. Karakteristik budaya oganisasi
a) Inovasi
dan keberanian mengambil resiko (innovation and risk taking). Sejauh mana
anggota didorong untuk bersikap inovatif dan berani mengambil resiko
b) Perhatian
pada hal-hal rinci (attention to detail). Sejauh mana anggotadiharapkan
menjalankan presisi, analisis, dan perhatian pada hal-=hal detail.
c) Orientasi
hasil (outcome orientation). Sejauh mana manajemen berfokus lebih pada hasil
ketimbang pada tekni dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut.
d) Orientasi
orang (people orientation) sejauh mana keputusan-keputusan manajemen
mempertimbangkan efek dari hasil tersebut atas orang yang ada didalam
organisasi
e) Orientasi
tim (team orientation). Sejauh mana kegiatan-kegiatan kerja di organisasi pada
tim ketimbang pada individu-individu.
f) Keagresifan
(aggressivines). Sejauh mana orang bersikap agresif dan kompetitif ketimbang
santai.
g) Stabilitas
(stability). Sejauh mana keiatan-kegiatan organisasi menekankan
dipertahankannya status quo dalam perbandingannya dengan pertumbuhan.
37. Penciptaan budaya organisasi itu merupakan
proses. Artinya, tidak semata-mata terbentuk meskipun semenjak awal pendirinya
telah meletakkan fondasi budaya organisasi yang mungkin berdasarkan filsafat
hidupnya, pengalamannya, dan hasil-hasil yang pernah diraihnya dengan
menggunakan budaya serupa. Proses penciptaan budaya terjadi dalam tiga cara. Pertama,
pendiri hanya merekrut dan mempertahankan karyawan yang sepikiran dan
seperasaan dengannya. Kedua, pendiri mellakukan indoktrinasi dan
menyosialisasikan cara piker dan berperilakunya kepada anggota organisasi.
Ketiga, perilaku pendiri sendiri bertindak sebagai modl peran yang mendorong
anggota organisasi untuk mengidentifikasi diri dan menginternalisasi keyakinan,
nilai, dan asumsi pendiri tersebut.
38. contoh-contoh budaya organisasi
a) Kerapian
administrasi : budaya organisasi dalam hal kerapian administrasi, merupakan
yang harus dihidupkan dalam organisasi, baik itu surat menyurat, keuangan,
pendapatan karyawan, barang masuk/keluar, dan lain sebagainya.
b) Pembagian
wewenang yang jelas : hal ini merupakan kunci yang dapat menentukan
keberhasilan akan kinerja dalam organisasi. Tanpa adanya pembagian wewenang
kinerja mungkin para anggota atau karyawan dalam organisasi tersebut akan
kebingungan mana yang dijalankan dan mana yang tidak.
c) Kedisiplinan
: kedisiplinan merupakan budaya organisasi yang melekat dimana saja berada.
Disiplin merupakan karakter dari orang-orang sukses yang dapat menghargai
waktu.
d) Inovasi
: budaya organisasi biasanya akan mendorong anggota tim untk melahirkan suatu
ide-ide kreatif dan inovasi baru untuk tujuan organisasi, yaitu kemajuan
organisasi.
39. Tipe budaya konstruktif, adalah budaya dimana
para anggota organisasi didorong untuk berinteraksi dengan orang lain dan
menegrjakan tugas dan proyeknya dengan cara yang akan membantu mereka dalan
memuaskan kebutuhannya untuk tumbuh dan berkembang.
Tipe
budaya ini mendukung keyakinan normative yang berhubungan dengan pencapaian
tujuan aktualisasi dirim penghargaan yang manusiawi, dan persatuan.
Sebaliknya,
budaya pasif-defensif bercirikan keyakinan yang memungkinkan bahwa karyawan
berinteraksi dengan anggota organisasi lain dengan cara yang tidak mengancam keamanan
dirinya sendiri.
40.
Motivasi adalah dorongangan dari dalam diri individu sehingga ada usaha
dan berperilaku dengan cara tertentu untuk memenuhi keinginan atau
kebutuhannya.
41. Maslow
mencetuskan teori motivasi berupa hierarti kebutuhan esensial manusia yang
terdiri dari :
1.
Biogical needs
(kebutuhan fisiologikal) : kebutuhan fisiologikal adalah kebutuhan
mempetahankan hidup. kebutuhan dasar ini berupa kebutuhan pokok, seperti
makan,minum, udara, seks, tempat tinggal, pakaian, dan istirahat.
2.
Safety needs
(kebutuhan keamanan : kebutuhan ini adalah kebutuhan manusia memperoleh
keamanan dan dari segala macam bahaya atau adanya jaminan keamanan jiwa, harta,
dan lingkungan. Kebutuhan keamanan ini tidak hanya menyangkut keamanan fisik
saja, tetapi juga menyangkut keamanan mental psikologis.
3.
Social needs
(kebutuhan sosial) : kebutuhan sosial adalah kebutuhan manusia untuk diterima
lingkungannya, seperti kebutuhan untuk bergaul, berkelompok, dan bermasyarakat.
4.
Esteem needs
(kebutuhan pengakuan)
Kebutuhan
pengakuan ini adalah kebutuhan manusia untuk memperoleh pengakuan harkat,
martabat, dan harga diri sebagai manusia, serta dihargai keinginannya untuk
memperoleh status tertentu sesuai dengan kemampuannya.
5.
Self
actualization needs (kebutuhan aktualisasi diri)
Kebutuhan
aktualisasi diri ini adalah kebutuhan manusia untuk memperoleh kesempatan
tumbuh dan berkembang yang memerlukan penyaluran kemampuan dan potensi diri
dalam bentuk nyata.
51.
Motivasi sangat
berperan dalam pelaksanaan penciptaan perilaku dan budaya organisasi. Hal itu
jelas, dikarena motivasi merupakan kekuatan-kekuatan yang terdapat pada diri
individu, yang menjadi penyebab timbulnya tingkat, arah, dan persistensi upaya
yang dilaksanakan dalam bekerja. Pimpinan organisasi dapat memanfaatkannya agar
mereka senantiasa memperhatikan kebutuhan esensial para anggotanya, dengan
penghargaan, intentif, pembinaan karier. Perilaku dan budaya organisasi yang
menjadi iklim dan pedoman organisasi harus secara continue disosialisasikan dan
diinternalisasikan dalam penggerakan segenap anggota organisasi agar melakukan
tugas, pekerjaan atau kewajibannya dengan baik dan suka rela sesuai dengan
budaya organisasi yang menjadi rujukan.
52.
Kepemimpinan
adalah kegiatan mempengaruhi orang l;ain (anggota suatu organisasi) agar mau
bekerja secara ikhlas untuk mencapai tujuan bersama. Menurut Stoner,
kepemimpinan adalah proses mengarahkan dan mempengaruhi kegiatan-kegiatan yang
berhubungan dengan tugas organisasi secara keseluruhan.
53.
Fungsi
kepemimpinan adalah sebagai tindakan menggeraakkan dan mengarahkan pekerjaan
yang perlu dilaksanakan di dalam sebuah organisasi. Fungsi kepemimpinan menurut
James A. F, Stoner :1). Task related atau problem solving function,
dan 2). Goup maintenance function atau social function. Menurut
Zelzink meliputi 4 fungsi, yaitu: 1) mendefinisikan misi dan peranan
organisasi, 2) implementasi tujuan organisasi 3) mempertahankan keutuhan
organisasi. 4) mengendalikan konflik internal yang terjadi dalam organisasi.
54.
Menurut
Griffin, peran kepemimpinan dibagi ke dalam tiga kategori dasar, yaitu:
1.
Peran
Interpersonal (Personal Roles)
a.
Pimpinan
berperan melakukan aktivitas yang lebih bersifat seremonial dari pada
substantif.
b.
Pimpinan
berperan sebagai pemimpin, yakni merekrut, melatih, dan memotivasi karyawan.
2.
Peran pemberi
informasi (Informational Roles)
a.
Pengawas (monitor)
b.
Penyebar
informasi (disseminator)
c.
Juru bicara (spokersperson)
3.
Peran pengambil
keputusan (Decisional Roles)
a.
Pimpinan
sebagai wirausahawan (enterpreneur),
dan inisiatif terhadap perubahan.
b.
Pimpinan
menjalankan perannya sebagai penengah keributan (disturbance handler) dengan
menangani masalah-masalah yang timbul oleh anak buahnya.
c.
Pengalokasi
sumber daya (resources allocator) , manajer memutuskan bagaimana
sumber-sumber daya distribusikan, dan dengan siapa akan bekerja.
d.
Perunding dan
negosiator.
55.
Keterampilan
manajerial adalah kemampuan seseorang dalam mengelola sumber daya organisasi
berdasarkan kompetensi yang ditetapkan dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Menurut Robert Katz yang dikutip oleh Winardi terdapat tiga macam
keterampilan manajerial yang diperlukan oleh seorang pemimpin dalam mengelola
organisasi yaitu : a) keterampilan konseptual. b) ketrampilan hubungan manusia
dan kemanusiaan, dan c) keterampilan teknikal.
56.
Karena pemimpin
merupakan garda terdepan dalam barisan suatu organisasi. Sehingga pemimpin
harus memiliki keterampilan manajerial untuk menata, mengarahkan, melakukan
monitoring, evalusi, dan yang lain-lain untuk kefektifan kegiatan dalam
mempengaruhi MSDM dan organisasi.
57. Ciri-ciri
Kepemimpinan yang Buruk
1. Merasa dirinya lebih tinggi dan seperti ada peng-kasta-an dalam perusahaan. Semua harus hormat dan tunduk padanya.
2. Hanya bisa memerintah dan memberikan tugas, kemudian tinggal menagih hasilnya saja. Tipe atasan seperti ini tidak ada kemauan untuk mengembangkan anak buahnya.
3. Anti kritik. Atasan seperti ini hanya mau diberi masukan yang baik-baik saja, dan sulit menerima saran maupun kritikan. Seringkali pemimpin model begini terlambat untuk mengantisipasi permasalahan dan menjadi sadar ketika semua sudah fatal.
4. Selalu mencari kambing hitam dan tidak mau disalahkan. Bos macam ini hanya bisa menyalahkan orang lain atau anak buahnya. Ketika melakukan kesalahan jarang mengucapkan kata “maaf”, bahkan malah menuding kiri-kanan.
5. Jarang menghargai pendapat atau ide dari orang lain. Tak mau memberi kesempatan pada karyawan untuk menyampaikan gagasan maupun ide. Cenderung satu arah dan selalu mau menang sendiri dalam suatu rapat atau perdebatan.
1. Merasa dirinya lebih tinggi dan seperti ada peng-kasta-an dalam perusahaan. Semua harus hormat dan tunduk padanya.
2. Hanya bisa memerintah dan memberikan tugas, kemudian tinggal menagih hasilnya saja. Tipe atasan seperti ini tidak ada kemauan untuk mengembangkan anak buahnya.
3. Anti kritik. Atasan seperti ini hanya mau diberi masukan yang baik-baik saja, dan sulit menerima saran maupun kritikan. Seringkali pemimpin model begini terlambat untuk mengantisipasi permasalahan dan menjadi sadar ketika semua sudah fatal.
4. Selalu mencari kambing hitam dan tidak mau disalahkan. Bos macam ini hanya bisa menyalahkan orang lain atau anak buahnya. Ketika melakukan kesalahan jarang mengucapkan kata “maaf”, bahkan malah menuding kiri-kanan.
5. Jarang menghargai pendapat atau ide dari orang lain. Tak mau memberi kesempatan pada karyawan untuk menyampaikan gagasan maupun ide. Cenderung satu arah dan selalu mau menang sendiri dalam suatu rapat atau perdebatan.
6. Lebih sering berkomunikasi dengan manajemen tingkat
atas, dan membatasi komunikasi dengan anak buah. Cenderung menjaga jarak dan
berkomunikasi seperlunya saja dengan anak buah.
7. Ketika bawahan mengalami kesulitan dalam pekerjaan, jarang mau membantu dan ikut memikirkan solusi yang terbaik. Pokoknya asal terima beres.
7. Ketika bawahan mengalami kesulitan dalam pekerjaan, jarang mau membantu dan ikut memikirkan solusi yang terbaik. Pokoknya asal terima beres.
Ciri-ciri
Atasan yang Baik
1. Bersikap rendah hati dan selalu menggunakan kata “kami”, bukan “aku” dalam berinteraksi dengan atasan yang lebih tinggi atau antar atasan di lain divisi. Atasan semacam ini selalu membantu anak buahnya agar dapat bekerja dengan maksimal, paling tidak memberikan motivasi dan saran-saran demi pengembangan karyawan dan perusahaan.
2. Bisa mendelegasikan tugas dan wewenang kepada bawahan secara jelas dan benar. Selalu memastikan agar anak buah dapat mengerti dan melaksanakan tugasnya dengan benar. Bila anak buah kurang terampil, atasan semacam ini tidak segan untuk melatihnya.
3. Terbuka dengan segala masukan dan kritikan dari siapapun, baik yang bersifat positif maupun negatif. Menerima gagasan ataupun ide dengan menelaahnya lebih dalam dan membandingkan ide atau gagasan karyawan lain yang mungkin lebih bagus. Pemimpin semacam ini cenderung lebih demokratis dan mengutamakan musyawarah dalam pengambilan keputusan.
4. Tidak malu meminta maaf apabila melakukan kesalahan dan terbuka untuk dikoreksi demi kebaikan bersama dan kepentingan perusahaan.
5. Komunikasi yang kondusif tidak hanya dilakukan kepada atasan di atas tingkatnya saja. Namun, juga kepada bawahannya selalu membangun komunikasi dan hubungan yang baik dengan seluruh anggota team. Dalam berkomunikasi dan pergaulan, tidak membeda-bedakan derajat sosial.
Itulah beberapa ciri pemimpin yang baik dan pemimpin yang buruk. Semoga bisa kita jadikan introspeksi diri ketika kita menduduki jabatan yang memiliki wewenang untuk memimpin beberapa orang karyawan.
Pemimpin yang baik selalu bisa menciptakan suasana yang kondusif di lingkungan kerja, sehingga anak buah merasa nyaman dan betah bekerja bersama pimpinannya dan dengan sendirinya memiliki kesediaan untuk menampilkan performa kerja terbaiknya.
1. Bersikap rendah hati dan selalu menggunakan kata “kami”, bukan “aku” dalam berinteraksi dengan atasan yang lebih tinggi atau antar atasan di lain divisi. Atasan semacam ini selalu membantu anak buahnya agar dapat bekerja dengan maksimal, paling tidak memberikan motivasi dan saran-saran demi pengembangan karyawan dan perusahaan.
2. Bisa mendelegasikan tugas dan wewenang kepada bawahan secara jelas dan benar. Selalu memastikan agar anak buah dapat mengerti dan melaksanakan tugasnya dengan benar. Bila anak buah kurang terampil, atasan semacam ini tidak segan untuk melatihnya.
3. Terbuka dengan segala masukan dan kritikan dari siapapun, baik yang bersifat positif maupun negatif. Menerima gagasan ataupun ide dengan menelaahnya lebih dalam dan membandingkan ide atau gagasan karyawan lain yang mungkin lebih bagus. Pemimpin semacam ini cenderung lebih demokratis dan mengutamakan musyawarah dalam pengambilan keputusan.
4. Tidak malu meminta maaf apabila melakukan kesalahan dan terbuka untuk dikoreksi demi kebaikan bersama dan kepentingan perusahaan.
5. Komunikasi yang kondusif tidak hanya dilakukan kepada atasan di atas tingkatnya saja. Namun, juga kepada bawahannya selalu membangun komunikasi dan hubungan yang baik dengan seluruh anggota team. Dalam berkomunikasi dan pergaulan, tidak membeda-bedakan derajat sosial.
Itulah beberapa ciri pemimpin yang baik dan pemimpin yang buruk. Semoga bisa kita jadikan introspeksi diri ketika kita menduduki jabatan yang memiliki wewenang untuk memimpin beberapa orang karyawan.
Pemimpin yang baik selalu bisa menciptakan suasana yang kondusif di lingkungan kerja, sehingga anak buah merasa nyaman dan betah bekerja bersama pimpinannya dan dengan sendirinya memiliki kesediaan untuk menampilkan performa kerja terbaiknya.
49. 1.
Ing ngarsa sung tuladha
2. Ing Madya mangun Karsa
3. Tut Wuri Handayani
50. 1. banyak orang
sehingga sulit diatur
2. tidak semua anggota aksi tidak
saling mengenal, sehingga bisa muncul penyusup
3. sulit mengondisikan waktu
Solusi.
1.
Menunjuk korlap
(koordinator lapangan) per 10 orang, sehingga meminimalisasi penyusupan.
2.
Tidak
mengeluarkan kata-kata kotor sehingga tidak terprovokasi dan tidak ricuh.




